Tentang Thermosetting Plastic


Muncul lagi sebutan Thermosetting Plastic setelah temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) di pasar – pasar terhadap sejumlah sampel piring, gelas, dan sodet dari melamin, yang merilis formalin sebagai penyebab kanker dan batu ginjal. Thermosetting Plastic memang diramu dari melamin dan formaldehyde atau formalin (nama dagangnya) dengan cara polimerisasi. Selain menawarkan warna – warna cerah yang menarik, terutama untuk kalangan ibu rumah tangga, material ini luar biasa keras, sehingga antipecah. Begitu kerasnya, sehingga ketika Thermosetting Plastic sudah terbentuk (jadi), tidak bisa dikembalikan lagi ke bentuk asalnya alias daur ulang (Recycle). Kalaupun bisa, harus melalui proses pemanasan yang biasanya di atas 200 derajat Celcius. Cara lainnya adalah lewat reaksi kimia atau iradiasi.



Kebanyakan material thermosetting plastic awalnya likuid / liquid (cair) sebelum mengalami penempaan lewat proses yang dalam kimia polimer disebut dengan istilah curing. Proses curing (vulkanisir dalam dunia industri karet) ini mentransformasikan resin melamin ke dalam bentuk plastik atau karet yang lebih kuat dan keras dengan cara saling menyilangkan rantai – rantai polimer. Energi atau katalis lalu ditambahkan untuk membuat ikatan molekuler bereaksi pada situs yang aktif secara kimiawi. Hasil akhirnya adalah struktur ikatan ikatan tiga dimensi yang riid.

Proses saling silang itu membentuk sebuah molekul dengan bobot yang lebih besar, dan dengan begitu, menghasilkan sebuah material baru dengan titik lebur atau titik leleh yang lebih tinggi. Selama reaksi – reaksi itu, dan titik lebur melampaui suhu ambien, campuran polimer terbentuk ke dalam material solid.

Proses pemanasan yang tidak terkontrol terhadap material bentukan ini, kemudian hari dapat mencapai apa yang disebut suhu dekomposisi (meluruhnya formalin) sebelum titik lebur / titik leleh tercapai. Inilah sebabnya resin melamin tidak aman digunakan dalam microwave atau oven atau sekadar menu yang panas. Jaringan ikatan struktur 3 Dimensi juga membuat material thermosett biasanya lebih kuat daripada material thermoplastic. Bahan yang kedua ini (thermoplastic) ini bisa lebih berbahaya lagi untuk kesehatan, karena temperatur dekomposisinya rendah.

[ Sumber Tempo ]



0 comments

Post a Comment

Terima kasih telah membaca Postingan saya, tapi jangan lupa untuk berkomentar. Silahkan berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan, dan mohon jangan SPAM, terima kasih...

Dapatkan update artikel dari saya, langsung ke E-mail Anda. Gratisss !!! Cukup dengan memasukkan alamat E-mail Anda, lalu klik Subscribe, lalu Login ke Email Anda dan klik Link Verifikasi, mudah bukan ...

 
Blog Master Zukhruf dimiliki oleh Irfan Madani Zukhruf