Anda pasti sering mendengar perbuatan seks bebas / ilegal di kalangan remaja maupun dewasa yang secara mau sama mau melakukan tindakan berdosa ini ( Kaan bukan Pasutri ... ). Dari mereka, ada juga yang nekat melakukan seks tanpa memakai pelindung, misalnya kondom bagi lagi – laki, dan merasa aman setelah menunaikan hasrat mereka dengan cara senggama terputus, sudah tahu kaaan ??? Namun, apakah si perempuan tetap aman dari kehamilan ??? Menurut dr Handrawan Nadesul, pendapat bahwa dengan senggama terputus adalah aman dari kehamilan adalah hanya mitos, jadi, menurut dokter ini, tidak berarti aman dari kehamilan, masih ada potensi kehamilan, kata dokter ini seusai melaksanakan diskusi bertajuk “Percaya Mitos, Menuntungkan, atau Merugikan ?” di Hotel Century, Jakarta, Mei 2009.
Menurut beliau, dr Handrawan saat ejakulasi belum berlangsung, titik – titik air mani sudah ada di permukaan liang penis. Sel – sel sperma itu berjumlah ratusan juta, dan hanya dibutuhkan beberapa detik saja untuk menuju sel telur.
Lain lagi dengan mitos bahwa berhubungan seks di dalam air, bakal melumpuhkan sperma. Dalam buku “Mitos Seputar Seksualitas dan Kesehatan Produksi” karya dr Kartono Mohamad dan dr Handrawan Nadesul, dijelaskan bahwa sebagian sel sperma memang mati di dalam air. Air panas membuat testikel kepanasan dan sperma mati. Namun, metode tersebut bukanlah metode efektif untuk mencegah kehamilan, sebab, sperma berkualitas bagus tetap berpotensi meloloskan diri dan berenang ke dalam vagina.
dr Handrawan, menjelaskan bahwa mitos – mitos seks berkembang secara turun temurun, selama puluhan tahun. Sewaktu mengasuh majalah “Kartini” dan “Hai” pada 1970-an sampai 1980-an, beliau kerap menerima surat – surat seputar mitos seks yang tumbuh di masyarakat, sampai – sampai, beliau menganggap bahwa sederet mitos tersebut menyesatkan. “Mitos itu biasanya diberi tahu teman, orang tua, maupun berasal dari tradisi dan kultur.
Sementara itu, mantan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, yaitu dr Kartono Mohamad, menyatakan mitos itu muncul karena kurangnya informasi yang menjelaskan sebuah fenomena. Biasanya, masyarakat menelan mentah karena diyakini sebagai sesuatu hal yang benar, meskipun belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya.
Sebut saja mitos tentang hubungan seksual lainnya, bahwa keperkasaan seorang lelaki ditandai dengan ukuran penis yang yang besar. Akibatnya, para lelaki berlomba memperbesarnya dengan segala cara. Mereka berburu obat perkasa dengan tarif ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Padahal, definisi keperkasaan pria, dijelaskan dr Handrawan, yang penting adalah subur, mampu ereksi, dan bisa menghamili ( dapat membahagiakan istri ). “Tiga itu saja”, beliau menambahkan. Sebab, G-Spot atau sensitivitas vagina hanya sepertiga dari kedalaman vagina, yaitu sekitar 6 cm. Artinya, penis yang hanya berukuran 6 cm-pun, sudah cukup membuat perempuan “bahagia”.
Dari kalangan kaum Hawa, ada juga anggapan bahwa vagina yang kering bisa memberi kepuasan lebih ketimbang yang becek, sehingga banyak perempuan beramai – ramai memakan buah pinang, agar alat vitalnya menjadi kering. Padahal, normalnya, perempuan yang terangsang akan bereaksi dengan mengeluarkan lendir dari dinding vaginanya. Naah, cairan ini berfungsi sebagai pelicin. Bila keadaannya masih kering, berarti vagina belum siap untuk dipenetrasi. Jika dipaksakan, bisa lecet, luka, dan terjadi peradangan di dalam vagina. Adapun makna kering atau “peret”, kata dr Handrawa, bukanlah tidak becek, melainkan kemampuan otot – otot dinding vagina yang berkontraksi. Kemampuan otot – otot dasar panggul inilah yang membedakan kualitas seks seorang perempuan.
Adapula mitos populer yang menyebutkan, cara menggugurkan kandungan yang aman adalah dengan meloncat – loncat, lalu makan nanas muda. Padahal, secara medis, sudah jelas bahwa loncat – loncat tidak akan mengeluarkan sperma. Dan tetap ada kemungkinan terjadinya pembuahan. Ada lagi mitos yang mengatakan, bahwa perempuan remaja yang belum haid tidak mungkin dapat hamil, namun ditemukan sejumlah remaja yang sudah ovulasi ( Sel telurnya sudah matang ) sebelum menstruasi / haid / datang bulan datang. Sedangkan, kehamilan itu berkaitan dengan ovulasi, artinya tidak berarti remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi / haid tidak bisa hamil.
Mitos yang lebih populer adalah mitos mengenai kewajiban sunat bagi perempuan. Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Profesor dr Budi Utomo, mengatakan bahwa dari sudut medis, sunat perempuan itu sebenarnya tidak baik. Hal ini hanya refleksi konstruksi sosial bahwa lelaki memiliki kewenangan mengintrol organ seksual perempuan. Namun, di beberapa daerah di Indonesia, subat bagi perempuan, dilakukan secara simbolis saja, tidak secara medis ( memotong klitorisnya ). “Paling hanya diolesi kunyit saja,” ujar Profesor dr Budi Utomo.
5 Kesalahan Pandangan Dalam Seks :
1. Berhubungan seksual di dalam air akan membuat sel – sel sperma mati
2. Penis yang besar merupakan representasi keperkasaan pria
3. Vagina yang dianggap memuaskan pasangan adalah vagina yang kering
4. Menggugurkan kandungan dapat dengan cara meloncat – loncat dan makan nanas muda
5. Kaum Hawa Wajib Sunat
Mitos – mitos seks yang tumbuh subur di masyarakat, seperti di atas, mungkin didorong oleh belum masuknya Pendidikan Seksual di Bangku Sekolah. Akibatnya, masyarakat awam seperti tersesat di dalam belantara. Padahal di Malaysia dan Singapura, pendidikan Seks sudah masuk kurikulum taman kanak – kanak. Malah, di Amerika, saat perempuan mendapatkan haid pertama kalinya, secara terbuka diberi selamat oleh orang tuanya dan dipesan agar menjaga diri. “Pendidikan Seks itu pendidikan nilai, sehingga membuat seseorang menghargai dirinya sendiri,” kata Handrawan. Pokoknya yang jelas Anti Seks Bebas Di Kalangan Remaja dan Anti Seks Bebas Di Kalangan Dewasa, selain dengan Pasangan Suami / Istrinya...
[ Sumber Koran Tempo ]
Menurut beliau, dr Handrawan saat ejakulasi belum berlangsung, titik – titik air mani sudah ada di permukaan liang penis. Sel – sel sperma itu berjumlah ratusan juta, dan hanya dibutuhkan beberapa detik saja untuk menuju sel telur.
Lain lagi dengan mitos bahwa berhubungan seks di dalam air, bakal melumpuhkan sperma. Dalam buku “Mitos Seputar Seksualitas dan Kesehatan Produksi” karya dr Kartono Mohamad dan dr Handrawan Nadesul, dijelaskan bahwa sebagian sel sperma memang mati di dalam air. Air panas membuat testikel kepanasan dan sperma mati. Namun, metode tersebut bukanlah metode efektif untuk mencegah kehamilan, sebab, sperma berkualitas bagus tetap berpotensi meloloskan diri dan berenang ke dalam vagina.
dr Handrawan, menjelaskan bahwa mitos – mitos seks berkembang secara turun temurun, selama puluhan tahun. Sewaktu mengasuh majalah “Kartini” dan “Hai” pada 1970-an sampai 1980-an, beliau kerap menerima surat – surat seputar mitos seks yang tumbuh di masyarakat, sampai – sampai, beliau menganggap bahwa sederet mitos tersebut menyesatkan. “Mitos itu biasanya diberi tahu teman, orang tua, maupun berasal dari tradisi dan kultur.
Sementara itu, mantan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, yaitu dr Kartono Mohamad, menyatakan mitos itu muncul karena kurangnya informasi yang menjelaskan sebuah fenomena. Biasanya, masyarakat menelan mentah karena diyakini sebagai sesuatu hal yang benar, meskipun belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya.
Sebut saja mitos tentang hubungan seksual lainnya, bahwa keperkasaan seorang lelaki ditandai dengan ukuran penis yang yang besar. Akibatnya, para lelaki berlomba memperbesarnya dengan segala cara. Mereka berburu obat perkasa dengan tarif ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Padahal, definisi keperkasaan pria, dijelaskan dr Handrawan, yang penting adalah subur, mampu ereksi, dan bisa menghamili ( dapat membahagiakan istri ). “Tiga itu saja”, beliau menambahkan. Sebab, G-Spot atau sensitivitas vagina hanya sepertiga dari kedalaman vagina, yaitu sekitar 6 cm. Artinya, penis yang hanya berukuran 6 cm-pun, sudah cukup membuat perempuan “bahagia”.
Dari kalangan kaum Hawa, ada juga anggapan bahwa vagina yang kering bisa memberi kepuasan lebih ketimbang yang becek, sehingga banyak perempuan beramai – ramai memakan buah pinang, agar alat vitalnya menjadi kering. Padahal, normalnya, perempuan yang terangsang akan bereaksi dengan mengeluarkan lendir dari dinding vaginanya. Naah, cairan ini berfungsi sebagai pelicin. Bila keadaannya masih kering, berarti vagina belum siap untuk dipenetrasi. Jika dipaksakan, bisa lecet, luka, dan terjadi peradangan di dalam vagina. Adapun makna kering atau “peret”, kata dr Handrawa, bukanlah tidak becek, melainkan kemampuan otot – otot dinding vagina yang berkontraksi. Kemampuan otot – otot dasar panggul inilah yang membedakan kualitas seks seorang perempuan.
Adapula mitos populer yang menyebutkan, cara menggugurkan kandungan yang aman adalah dengan meloncat – loncat, lalu makan nanas muda. Padahal, secara medis, sudah jelas bahwa loncat – loncat tidak akan mengeluarkan sperma. Dan tetap ada kemungkinan terjadinya pembuahan. Ada lagi mitos yang mengatakan, bahwa perempuan remaja yang belum haid tidak mungkin dapat hamil, namun ditemukan sejumlah remaja yang sudah ovulasi ( Sel telurnya sudah matang ) sebelum menstruasi / haid / datang bulan datang. Sedangkan, kehamilan itu berkaitan dengan ovulasi, artinya tidak berarti remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi / haid tidak bisa hamil.
Mitos yang lebih populer adalah mitos mengenai kewajiban sunat bagi perempuan. Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Profesor dr Budi Utomo, mengatakan bahwa dari sudut medis, sunat perempuan itu sebenarnya tidak baik. Hal ini hanya refleksi konstruksi sosial bahwa lelaki memiliki kewenangan mengintrol organ seksual perempuan. Namun, di beberapa daerah di Indonesia, subat bagi perempuan, dilakukan secara simbolis saja, tidak secara medis ( memotong klitorisnya ). “Paling hanya diolesi kunyit saja,” ujar Profesor dr Budi Utomo.
5 Kesalahan Pandangan Dalam Seks :
1. Berhubungan seksual di dalam air akan membuat sel – sel sperma mati
2. Penis yang besar merupakan representasi keperkasaan pria
3. Vagina yang dianggap memuaskan pasangan adalah vagina yang kering
4. Menggugurkan kandungan dapat dengan cara meloncat – loncat dan makan nanas muda
5. Kaum Hawa Wajib Sunat
Mitos – mitos seks yang tumbuh subur di masyarakat, seperti di atas, mungkin didorong oleh belum masuknya Pendidikan Seksual di Bangku Sekolah. Akibatnya, masyarakat awam seperti tersesat di dalam belantara. Padahal di Malaysia dan Singapura, pendidikan Seks sudah masuk kurikulum taman kanak – kanak. Malah, di Amerika, saat perempuan mendapatkan haid pertama kalinya, secara terbuka diberi selamat oleh orang tuanya dan dipesan agar menjaga diri. “Pendidikan Seks itu pendidikan nilai, sehingga membuat seseorang menghargai dirinya sendiri,” kata Handrawan. Pokoknya yang jelas Anti Seks Bebas Di Kalangan Remaja dan Anti Seks Bebas Di Kalangan Dewasa, selain dengan Pasangan Suami / Istrinya...
[ Sumber Koran Tempo ]
0 comments
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment
Terima kasih telah membaca Postingan saya, tapi jangan lupa untuk berkomentar. Silahkan berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan, dan mohon jangan SPAM, terima kasih...