Stadion Rizal Memorial menjadi saksi sejarah bisu, dalam peraihan emas cabang sepakbola SEA Games 1991, yang kala itu, Timnas Indonesia memenangi pertandingan melawan Thailand di final. Walaupun menang atas adu penalti, kemenangan itu telah mempermalukan Thailand yang menjadi raja di Asia Tenggara. Kejayaan kala itu ditopangi oleh kegigihan para pemain Timnas Indonesia, Maman Suryaman, Ferril Raymond Hattu, Robby Darwis, Aji Santoso, Bambang Nurdiansyah, Widodo C Putro, dan kiper Timnas Eddy Harto.
Medali emas atas kemenangan Timnas di Manila itu adalah medali emas kedua Timnas di SEA Games setelah SEA Games Jakarta pada tahun 1987. Dan sampai tahun 2009, pencapaian tertinggi sepakbola Indonesia di ajang SEA Games tak terlihat lagi. Usai 1991, sembilan kali SEA Games berikutnya, Timnas Indonesia tak bisa mampu tampil di Final.
Sebenarnya, tak pernah ada dalam sejarah sepakbola Indonesia sebelumnya, Timnas Indonesia kalah oleh Laos, baik tim senior maupun junior. Namun, di ajang pesta SEA Games yang ke 25 di Laos ( 9 – 18 Desember 2009 ) Laos dan Burma sudah bisa mengalahkan Indonesia. Sewaktu kemenangan di Manila 1991, timnas dilatih Anatoly F Polosin, tahun 2009, dilatih Alberto Bica, peltih asal Uruguay.
Di Manila 1991, hasil pertandingan – pertandingan timnas memperlihatkan prestasi yang gemilang. Timnas melumat Malaysia 2-0, melibas Vietnam 1-0, memenangi pertandingan atas Filipina 2-1, menyingkirkan Singapura 4-2 di semifinal, serta mempecundangi Thailand 4-3 di final. Setelah 18 tahun berlalu, Timnas Indonesia bisa dikatakan pecundang. Kekalahan oleh Burma dan Laos tidak bisa dianggap remeh. Sepakbola Indonesia mungkin bisa dikatakan berada di titik paling rendah.
Dulu, ketika Timnas Indonesia dibantai habis – habisan oleh Thailand, 0-7 di Semifinal SEA Games Bangkok 1985, Ketua Umum PSSI yang kala itu dijabat oleh Kardono, marah besar ketika menanggapi pertanyaan para wartawan yang setengah memintanya mundur dari jabatan sebagai wujud pertanggungjawaban atas kekalahan Timnas Indonesia. 2009 ini, agaknya bagaimana jika pernyataan itu dilontarkan kepada Nurdin Halid, Ketua Umum PSSI saat ini, karena kegagalan Timnas Indonesia.
Maju Terus Timnas Indonesia, Kami Mendukungmu !!!
Tags : Nasib Timnas Indonesia - Kekalahan Timnas Indonesia - Kegagalan Tim Nasional Indonesia
Medali emas atas kemenangan Timnas di Manila itu adalah medali emas kedua Timnas di SEA Games setelah SEA Games Jakarta pada tahun 1987. Dan sampai tahun 2009, pencapaian tertinggi sepakbola Indonesia di ajang SEA Games tak terlihat lagi. Usai 1991, sembilan kali SEA Games berikutnya, Timnas Indonesia tak bisa mampu tampil di Final.
Sebenarnya, tak pernah ada dalam sejarah sepakbola Indonesia sebelumnya, Timnas Indonesia kalah oleh Laos, baik tim senior maupun junior. Namun, di ajang pesta SEA Games yang ke 25 di Laos ( 9 – 18 Desember 2009 ) Laos dan Burma sudah bisa mengalahkan Indonesia. Sewaktu kemenangan di Manila 1991, timnas dilatih Anatoly F Polosin, tahun 2009, dilatih Alberto Bica, peltih asal Uruguay.
Di Manila 1991, hasil pertandingan – pertandingan timnas memperlihatkan prestasi yang gemilang. Timnas melumat Malaysia 2-0, melibas Vietnam 1-0, memenangi pertandingan atas Filipina 2-1, menyingkirkan Singapura 4-2 di semifinal, serta mempecundangi Thailand 4-3 di final. Setelah 18 tahun berlalu, Timnas Indonesia bisa dikatakan pecundang. Kekalahan oleh Burma dan Laos tidak bisa dianggap remeh. Sepakbola Indonesia mungkin bisa dikatakan berada di titik paling rendah.
Dulu, ketika Timnas Indonesia dibantai habis – habisan oleh Thailand, 0-7 di Semifinal SEA Games Bangkok 1985, Ketua Umum PSSI yang kala itu dijabat oleh Kardono, marah besar ketika menanggapi pertanyaan para wartawan yang setengah memintanya mundur dari jabatan sebagai wujud pertanggungjawaban atas kekalahan Timnas Indonesia. 2009 ini, agaknya bagaimana jika pernyataan itu dilontarkan kepada Nurdin Halid, Ketua Umum PSSI saat ini, karena kegagalan Timnas Indonesia.
Maju Terus Timnas Indonesia, Kami Mendukungmu !!!
Tags : Nasib Timnas Indonesia - Kekalahan Timnas Indonesia - Kegagalan Tim Nasional Indonesia
9 comments:
Masih butuh 100 tahun lagi kayaknya ya PSSI bisa tampil di Piala Dunia?
Biarkan bumi berguncang, engkau tetap timnas kebanggan kami. Iya gak, sob?
Hahahaha...!! Hidup Timnas!!
Timnas Indonesia jalan mundur, badminton juga udah mulai jalan mundur nih...
gawat klo begini terus...
Ayo bangkit Indonesia ku
sob.. link ente udah ane pasang ne..
cek sini ya : http://mediajogja.com/blogroll/ [PR2 ini]
dari teman seperjuangan.. aldrix.. lanjutgan !!
jangan lupa mampir situ yow..
kita ga butuh pelatih..., yg kita butuhin adalah duit bwt fasilitas & kesejahteraan pemain.. ^^
males nonton Timnas...dari dulu maennya gitu2 aja...suruh aja nyangkul di kebon lah, ama laos aja kalah...
Timnas pada suatu saat nanti pasti akan berjaya, tapi entah kapan???
@ mediajogja.com : Link sudah terpasang Gan, di Blogroll Web Sahabat, Anchor'na Mediajogja.Com
@ Mizan : Duit memang No. 1 bro ...
@ The Hero : Semoga saja sbelum Hari Kiamat.
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment
Terima kasih telah membaca Postingan saya, tapi jangan lupa untuk berkomentar. Silahkan berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan, dan mohon jangan SPAM, terima kasih...