Untuk merayu betina, beberapa burung jantan membangun sarang yang besar dan kukuh. Namun, burung bower besar ( Chlamydera nuchalis ) dari Australia Utara hanyalah membuat bedeng. Bower jantan itu mendirikan dua dinding dari raning di atas tanah, membentuk lorong sepanjang hampir 2 meter. Lantai sarang dilapisi tulang, kulit kerang, dan buah – buahan. Di sana, burung jantan akan memikat perhatian betina untuk menjadi pasangannya.
Meskipun konstruksi tersebut sederhana, burung bower memerlukan waktu seminggu atau lebih untuk mendirikannya. Waktu pembangunan yang cukup lama ini, membuat burung itu memiliki trik khusus agar bedengannya tetap utuh, terhindar dari jilatan api yang kerap membakar padang rumput.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethology menunjukkan bahwa sarang burung bower ternyata tahan terhadap api. Pada tahun 2006, tim ilmuwan yang dipimpin Osamu K. Mikami dari Kyushu University di Fukuoka, Jepang, menemukan bahwa dari sembilan sarang bower, hanya tiga yang hancur ketika kebakaran melanda padang rumput di Pinggiran Darwin. Enam sarang lainnya tetap berdiri tegak di tengah sebidang tanah yang tidak terbakar.
Bower ternyata menyingkirkan semua daun dan sampah yang mudah terbakar dari sekeliling sarang atau menutupinya dengan berbagai hiasan, seperti batu dan cangkang kerang. Perilaku ini ada kemungkinan berkembang karena hal itu menciptakan penghalang api.
Di sisi lain, memagari tanah dan menghiasinya dengan bebatuan meningkatkan daya tarik sarang sederhana tersebut. Kebiasaan ini mungkin hanya keuntungan tambahan dari fungsi utama bedeng itu, yaitu memikat betina.
Meskipun konstruksi tersebut sederhana, burung bower memerlukan waktu seminggu atau lebih untuk mendirikannya. Waktu pembangunan yang cukup lama ini, membuat burung itu memiliki trik khusus agar bedengannya tetap utuh, terhindar dari jilatan api yang kerap membakar padang rumput.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethology menunjukkan bahwa sarang burung bower ternyata tahan terhadap api. Pada tahun 2006, tim ilmuwan yang dipimpin Osamu K. Mikami dari Kyushu University di Fukuoka, Jepang, menemukan bahwa dari sembilan sarang bower, hanya tiga yang hancur ketika kebakaran melanda padang rumput di Pinggiran Darwin. Enam sarang lainnya tetap berdiri tegak di tengah sebidang tanah yang tidak terbakar.
Bower ternyata menyingkirkan semua daun dan sampah yang mudah terbakar dari sekeliling sarang atau menutupinya dengan berbagai hiasan, seperti batu dan cangkang kerang. Perilaku ini ada kemungkinan berkembang karena hal itu menciptakan penghalang api.
Di sisi lain, memagari tanah dan menghiasinya dengan bebatuan meningkatkan daya tarik sarang sederhana tersebut. Kebiasaan ini mungkin hanya keuntungan tambahan dari fungsi utama bedeng itu, yaitu memikat betina.
1 comment
Bicara Sarang Burung memang unik.Sarang burung di Pantai Selatan Kebumen sudah terkenal hingga seantero Pulau Jawa. Sedang yang ada di Gresik Jawa Timur memang dibudidayakan dengan membuatkan rumah bagi burung itu.
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment
Terima kasih telah membaca Postingan saya, tapi jangan lupa untuk berkomentar. Silahkan berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan, dan mohon jangan SPAM, terima kasih...